Kamis, 18 Maret 2010

Layanan Pendidikan Awal

Layanan Pendidikan Awal:

A. Program Intervensi Dini:

1. Discrete Trial Training dari Lovaas:Merupakan produk dari Lovaas dkk
pada Young Autistikm Project di UCLA USA, walaupun kontroversial, namun
mempunyai peran dalam pembelajaran dan hasil yang optimal pada anak-anak
penyandang autistik. Program Lovaas (Program DTT) didasari oleh model
perilaku kondisioning operant (Operant Conditioning) yang merupakan faktor
utama dari program intensive DTT. Pengertian dari Applied Behavioral
Analysis (ABA), implementasi dan evaluasi dari berbagai prinsip dan tehnik
yang membentuk teori pembelajaran perilaku (behavioral learning), adalah
suatu hal yang penting dalam memahami teori perilaku Lovaas ini.

Teori pembelajaran perilaku (behavioral learning) didasari oleh 3 hal:

· Perilaku secara konseptual meliputi 3 term penting yaitu
antecedents/perilaku yang lalu, perilaku, dan konsekwensi.

· Stimulus antecendent dan konsekwensi sebelumnya akan berefek pada
reaksi perilaku yang muncul.

· Efektifitas pengajaran berkaitan dengan kontrol terhadap
antecendent dan konsekwensi. Yaitu dengan memberikan reinforcement yang
positif sebagai kunci dalam merubah perilaku. Sehingga perilaku yang baik
dapat terus dilakukan, sedangkan perilaku buruk dihilangkan (melalui time
out, hukuman, atau dengan kata 'tidak'). Dalam teknisnya, DTT terdiri dari 4
bagian yaitu:

- stimuli dari guru agar anak berespons
- respon anak
- konsekwensi
- berhenti sejenak,dilanjutkan dengan perintah selanjutnya

2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Program for preschooler and parents)
Intervensi LEAP menggabungkan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dan
tehnik ABA dalam sebuah program inklusi dimana beberapa teori pembelajaran
yang berbeda digabungkan untuk membentuk sebuah kerangka konsep. Meskipun
metoda Ini menerima berbagai kelebihan dan kekurangan pada anak-anak
penyandang autistik, titik berat utama dari teori dan implementasi praktis
yang mendasari program ini adalah perkembangan sosial anak. Oleh sebab itu,
dalam penerapan ini teori autistik memusatkan diri pada central social
deficit. Melalui beragamnya pengaruh teoritis yang diperolehnya, model LEAP
menggunakan teknik pengajaran reinforcement dan kontrol stimulus. Prinsip
yang mendasarinya adalah :

1. Semua anak mendapat keuntungan dari lingkungan yang terpadu
2. Anak penyandang autistik semakin membaik jika intervensi berlangsung konsisten baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat
3. Keberhasilan semakin besar jika orang tua dan guru bekerja bersama-sama
4. Anak penyandang autistik bisa saling belajar dari teman-teman sebaya
mereka
5. Intervensi haruslah terancang, sistematis, individual
6. Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dan yang normal akan mendapat keuntungan dari kegiatan yang mencerminkan DAP.
Kerangka konsep DAP berdasarkan teori perilaku, prinsip DAP dan inklusi.

3. Floor Time:
Pendekatan Floor Time berdasarkan pada teori perkembangan interaktif
yang mengatakan bahwa perkembangan ketrampilan kognitif dalam 4 atau 5 tahun
pertama kehidupan didasarkan pada emosi dan relationship (Greenspan & Wieder
1997a). Jadi hubungan pengaruh dan interaksi merupakan komponen utama dalam
teori dan praktek model ini.

Greenspan dkk mengembangkan suatu pendekatan perkembangan terintegrasi untuk
intervensi anak yang mempunyai kesulitan besar (severe) dalam berhubungan
(relationship) dan berkomunikasi, dan tehnik intervensi interaktif yang
sistematik inilah yang disebut Floor Time. Kerangka konsep program ini
diantaranya:

- pentingnya relationship
- enam acuan (milestone) sosial yang spesifik
- teori hipotetikal tentang autistik

4. TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children)
Divisi TEACCH merupakan program nasional di North Carolina USA, yang
melayani anak penyandang autistik, dan diakui secara internasional sebagai
sistem pelayanan yang tidak terikat/bebas. Dibandingkan dengan ketiga
program yang telah dibicarakan, program TEACCH menyediakan pelayanan yang
berkesinambungan untuk individu, keluarga dan lembaga pelayanan untuk anak
penyandang autistik. Penanganan dalam program ini termasuk diagnosa,
terapi/treatment, konsultasi, kerjasama dengan masyarakat sekitar, tunjangan
hidup dan tenaga kerja, dan berbagai pelayanan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga yang spesifik. Para terapis dalam program TEACCH harus
memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang termasuk, speech pathology,
lembaga kemasyarakatan, intervensi dini, pendidikan luar biasa dan
psikologi. Konsep pembelajaran dari model TEACCh berdasarkan tingkah laku,
perkembangan dan dari sudut pandang teori ekologi, yang berhubungan erat
dengan teori dasar autisme.

(Sumber) : Dikdasmen Depdiknas
Akhir tahun 2004
http://puterakembara.org/archives3/00000029.shtml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar