Minggu, 13 Februari 2011

PENGANTAR PSIKOLOGI LINGKUNGAN

1. LATAR BELAKANG PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Ilmu mengenai lingkungan atau tentang ekologi telah berkembang seiring dengan semakin meningkatnya perhatian “ilmuwan” atau manusia terhadap kelestarian bumi/lingkungan. Salah satunya keilmuan yang berkembang adalah psikologi lingkungan.
Avin Fadilla Helmi (1999) menyebutkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang ilmu Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori psikologi lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin ilmu Psikologi maupun diluar ilmu psikologi.
Kurt Lewin merupakan orang pertama yang memperkenalkan teori medan (field theory) yang mrupakan langkah awal dari teori yang memeprtimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Lewin mengatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan menjadi :

TL = f (P,L)
TL = tingkah laku
F = fungsi
P = pribadi
L = lingkungan

Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, Lewin mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi, yaitu daya tarik dan daya mendekat dan daya tolak serta daya menjauh. Interaksi tersebut terjadi pada lapangan psikologis seseorang (penghuni/pemakai) yang pada akhirnya mencerminkan tingkah laku penghuni (Iskandar, 1990). Berdasarkan formulasi di atas, maka P (pribadi) dan L (lingkungan) merupakan variable bebas atau yang mempengaruhi, sementara TL (tingkah laku) merupakan variable terikat atau yang dipengaruhi (Veitch & Arkkelin, 1995).
Sebelum kita kenal istilah psikologi lingkungan (environmental psychology) yang sudah baku, beberapa istilah lain sudah mendahuluinya. Semula Lewin pada tahun 1943 memberikan istilah ekologi psikologi. Lalu Egon Brunswik dengan beberapa mahasiswanya mengajukan istilah psikologi ekologi. Pada tahun 1947, Roger Barker dan Herbert Wright memperkenalkan istilah seting perilaku (behavioral setting) untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-sehari.
Istilah psikologi arsitektur (architectural psychology) pertama kali diperkenalkan ketika diadakan konferensi pertama di Utah pada tahun 1961 dan 1966. Jurnal professional pertama yang diterbitkan pada akhir 1960-an banyak menggunakan istilah lingkungan dan perilaku (environment & behavior). Baru pada tahun 1968, Harold Proshansky dan Willian Etellson memperkenalkan program tingkat doctoral yang pertama dalam bidang psikologi lingkungan (environmental psychology) di CNUY (City University of New York) (Gifford, 1987).
Strategi penelitian dalam psikologi lingkungan pertama kali digariskan oleh Craik (1968), berdasarkan pada strategi yang dominan dalam penilaian kepribadian. masalah pengukuran dengan alami di garis depan dalam penelitian awal dalam psikologi lingkungan. Secara khusus, hal itu perlu untuk kemajuan bahwa metode dikembangkan untuk menilai pengaturan fisik luar laboratorium psikologis serta untuk menilai bagaimana orang bereaksi terhadap pengaturan tersebut.
Penting masalah penelitian yang substantif pada awalnya ditentukan oleh profesional desain pelatihan yang membuat mereka sensitif terhadap efek halus banyak lingkungan yang dirancang pada perilaku manusia. Mereka menggunakan pengetahuan ini dalam merancang lingkungan. Namun, dalam menghadapi kritik mereka menjadi prihatin tentang dasar ilmiah dari pekerjaan mereka. ilmuwan sosial mengamati penurunan kualitas kehidupan perkotaan. Untuk psikolog fisiologis ini membuka permasalahan penelitian baru bermakna bagaimana kesehatan dan kesejahteraan yang berkaitan dengan lingkungan fisik. Psikolog kognitif prihatin tentang ekologi validitas penelitian mereka ditemukan di psikologi lingkungan kemungkinan untuk menyelidiki akuisisi, representasi, dan penggunaan pengetahuan sehari-hari (lingkungan fisik). psikolog sosial dalam psikologi lingkungan melihat jalan keluar dari laboratorium untuk melakukan penelitian yang berarti di dunia nyata.
Karena fokus baru pada lingkungan fisik tidak menghentikan mereka dari menganalisis lingkungan sosial, mereka menawarkan konseptualisasi berpengaruh di mana lingkungan fisik adalah presupposed untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial dalam membentuk perilaku manusia.
Sejarah psikologi lingkungan serta status saat ini didokumentasikan dalam serangkaian tinjauan komprehensif yang diterbitkan dalam Annual Review Psikologi, lihat, misalnya, Sundstrom et al. (1996). (1996). Pada tahun 1987 Handbook Psikologi Lingkungan telah diterbitkan di bawah redaktur Daniel Stokols dan Irwin Altman. Setelah seri ini publikasi beberapa patokan diedit buku telah muncul dengan ulasan penelitian dalam subbidang yang berbeda (misalnya, Zube et al. 1987-97). Penelitian terbaru terutama disebarkan dalam tiga jurnal dengan sedikit penekanan yang berbeda: Jurnal Psikologi Lingkungan, diedit oleh David Canter, mewakili perspektif psikologis; Lingkungan dan Perilaku, diedit oleh Robert Bechtel, meliputi bidang penelitian interdisipliner yang lebih luas lingkungan-perilaku, dan Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Penelitian, diedit oleh Andrew Seidel, terutama outlet untuk penelitian desain arsitektur dan lingkungan. Beberapa buku juga telah ditulis. Yang paling komprehensif ini (Gifford 1997) mengutip sekitar 5.000 studi.



2. DEFINISI PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Psikologi lingkungan adalah studi tentang dampak lingkungan fisik pada masyarakat dan dampak dari orang-orang di lingkungan fisik. Definisi yang luas akan memenuhi syarat dalam beberapa hal untuk membedakan psikologi lingkungan dari psikologi pada umumnya dan dari subbidang lainnya dengan tujuan yang sama, dalam disiplin ilmu seperti misalnya geografi manusia, fisiologi, dan sosiologi. Lingkungan psikologi juga dikenal sebagai daerah psikologi diterapkan, walaupun seperti di banyak wilayah seperti lainnya sebagian besar penelitian ini dikhususkan untuk pengembangan teoritis dan metodologis.
Psikologi lingkungan adalah bidang interdisipliner difokuskan pada interaksi antara manusia dan lingkungannya. lapangan mendefinisikan istilah lingkungan hidup secara luas, yang meliputi lingkungan alami, pengaturan sosial, lingkungan dibangun, lingkungan belajar, dan lingkungan informasi. Sejak konsepsi, lapangan telah berkomitmen untuk pengembangan disiplin yang berorientasi nilai baik dan berorientasi masalah, prioritas penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah lingkungan yang kompleks dalam mengejar kesejahteraan individu dalam masyarakat yang lebih besar.
Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia. Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan.
Heimstra & Mc Farling (dalam Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan & mempelajari hubungan atara perilaku manusia dengan lingkungan fisik. Gifford (1987) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai studi dari transaksi diantara individu dengan seting fisiknya. Dalam transaksi tersebut individu mengubah lingkungan dan sebaliknya perilaku dan pengalaman individu diubah oleh lingkungan. Sementara itu Proshansky, Ittleson dan Rivlin (dalam Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa definisi yang adekuat tentang psikologi lingkungan tidak ada. Mereka mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikologi lingkungan. Ahli lain seperti Canter dan Craik (dalam Prawitasari, 1989) mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah area psikologi yang melakukan konjungsi dan analisis tentang transaksi dan hubungan antara pengalaman dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosiofisik.
Emery dan Tryst (dalam Soesilo, 1989) melihat hubungan manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Gifford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya, untuk selanjutnya lingkungan yang mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya.
Veitch dan Arkklein (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.



3. LINGKUP PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Lingkungan psikologi = dampak lingkungan pada psikologi dan efek pada hasil kita dalam hidup. "Kami bentuk bangunan kita dan bangunan kita membentuk kita." - Churchill –. "Secara tradisional, bidang psikologi lingkungan telah menekankan bagaimana lingkungan fisik mempengaruhi pikiran manusia, perasaan, dan perilaku Namun, penelitian lingkungan banyak baru-baru ini menekankan sisi lain dari koin. Bagaimana tindakan manusia mempengaruhi lingkungan" (Oskamp & Schultz, 1998, p. 206) (Oskamp & Schultz, 1998, hal 206).
Proshansky (1974) melihat bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan seting fisik. Lingkungan fisik tidak berarti rangsang-rangsang fisik (seperti cahaya, sound, suhu, bentuk, warna dan kepadatan) terhadap objek-objek fisik tertentu, tetpai lebih dari itu merupakan kompleksitas yang terdiri dari beberapa seting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktivitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environtment).
Ruang ligkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas : rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum, sekolah, mobil, pesawat, teater, ruang tidur, kursi, seting kota, tempat rekreasi, hutan alami, serta seting-seting lain pada lingkup yang bervariasi ( Proshansky, 1974)
Sosiologi lingkungan yang muncul pada tahun 1970-an merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Perbedaannya terletak pada unit analisisnya. Jikalau psikologi lingkungan uit analisisnya adalah manusia dan kumpulan manusia sebagai individu, maka sosiologi lingkungan unit analisisnya adalah unit-unit dalam masyarakat seperti penduduk kota, pemerintah, pengunjung taman rekreasi dan sebagainya. Jenis-jenis lingkungan didalam psikologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono, 1992) :
a. Lingkungan alamiah (natural environment) seperti : lautan, hutan dan sebagainya.
b. Lingkungan buatan/binaan (built environment) seperti : jalan raya dan perumahan.
c. Lingkungan sosial
d. Lingkungan yang dimodifikasi
Dua jenis lingkungan yang pertama adalah yang juga lazim digunakan dalam psikologi lingkungan.
Sementara itu, Veitch dan Arkklein (1995) menetapkan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin, seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub disiplin dan rekayasanya. Oleh karena itu berdasarkan ruang lingkupnya, maka psikologi lingkungan selain membahas seting-seting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya, juga melibatkan disiplin ilmu yang beragam.


4. AMBIENT CONDITION DAN ARCHITECTURAL FEATURES

Dalam hubugannya dengan lingkungan fisik Wrighstman dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan yang meliputi :
a. Ambient Condition
Kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu, seperti sound, cahaya/penerangan, warna, kualitas udara, temperatur dan kelembaban.
b. Architectural Features
Yang tercakup didalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya didalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi lay out tiap lantai, desain dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya.



Sumber : http://en.wikiversity.org/wiki/Environmental_psychology
http://pagerankstudio.com/Blog/2010/11/environmental-psychology- overview/
http://en.wikipedia.org/wiki/Environmental_psychology
http://elearning.gunadarma.ac.id...psikologi_lingkunganbab1-pendahuluan.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar