Rabu, 24 Februari 2010

Pendampingan Orangtua

Pengertian dan Pendampingan Orangtua

Meski sesungguhnya anak indigo peduli sekitar, dan mudah berempati namun mereka juga acap terlihat mudah terlibat konflik. Ini disebabkan mereka sering tak stuju terhadap sesuatu hal yang tak sesuai penalarannya, tidak sabaran, mudah bosan hingga mudah marah. Karena itu kadang mereka juga digambarkan sebagai tipe anak yang ‘sulit’ mendapatkan teman.
Apalagi dengan tingkat kepandaian yang luar biasanya bahkan melampaui kepandaian guru-gurunya, anak indigo punya potensi untuk sering berkonflik pula dengan guru-gurunya. Mereka ingin apapun diterangkan dengan sejelas-jelasnya untuk memuaskan keingintahuan mereka yang sangat besar sesuai dengan intelektualitas mereka. Dalam banyak kasus, anak indigo akhirnya banyak yang menjalani sekolah rumah (homeschooling) keran sulit bergaul dengan guru dan teman-teman. Hal ini tentulah bukan keadaan yang nyaman untuk anak-anak. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan menjadi beban berat buat anak indigo bila orang tua juga tak memahaminya.
Bila si anak sudah terdeteksi sebagai anak indigo, giliran orangtualah yang harus menempatkan diri menjadi orangtua yang baik bagi anak idigo. “Diperlukan konseling untuk orangtua, karena tak banyak orangtua yang mengerti keadaan anak indigo. Orangtua diarahkan untuk tahu bagaimana bersikap dan menyikapi anak agar si anak tidak merasa menjadi anak yang aneh. Dengan segala kekurangan dan kelebihan anak indigo, orangtua harus menyesuaikan diri dengan mereka, bukan anak indigo yang harus menyesuaikan diri terhadap orantua. Selain itu orangtua juga harus banyak tahu tentang indigo, misalnya dari internet, hingga wawasan dalam mendidik anak indigo semakin luas, tak sebatas yang didapat dari konseling saja,” papar Astri.
Selain untuk menyiapakan orangtua sendiri, konselin ini, tambah dr Erwin, diperlukan orangtua agar dapat mengkomunikasikan kondisi anaknya pada pihak luar, termasuk kepada guru-gurunya. Hingga guru bisa menjadi mediator antara anak indigo dengan teman-temannya, dan diharapkan teman-teman mereka bisa menerima kekurangan dan kelebihan anak indigo.
Untuk kemampuan mereka dalam melihat dan berkomunikasi dengan makhluk ghaib, orangtua juga perlu memberi pemahaman sekaligus perlindungan buat mereka. Sebagai anak kecil, melihat penampakan makhluk halus yang bisa menjadi menyeramkan tentu amat mengganggu mereka. Mereka mungkin jadi cemas, takut dan bingung karena hanya dia yang bisa lihat mereka, sementara orang lain tidak. “Jelaskan bahwa makhluk itu memang ada, tapi ia tidak mengganggu kamu. Katakana, “Kamu tidak perlu takut, karena ia juga makhlluk ciptaan Allah.’ Begitu juga dengan kejadian-kejadian lain yang hanya dia yang melihat, orangtua mesti memberi pengertian yang baik, bukan malah menyangkalnya,” terang Astri.
Dengan kekhasan mereka, anak indigo juga perlu diajari akhlak atau ta karma dan tata tertib, menurut dokter Erwin tentang ‘harus dan jangan’. “Misalnya kenapa kita harus mencium tangan kepada orang ayang lebih tua? Lalu kenapa sebelum masuk kelas harus baris dan masuk satu persatu, tidak boleh semua sekaligus padahal pintunya kan lebar?” contoh ayah satu putrid ini.
Untuk menjelaskan itu semua memang mesti diiringi dengan kesabaran dan penjelasan detail dalam menjawab cecaran pertanyaan anak indigo. Segala ‘harus dan jangan’ mesti diajarkan agar anak indigo menjadi indigo yang dewasa yang bisa menghargai perbedaan dan tidak bentrok dengan lingkungannya.

Sumber : - Asmawati/wawancara : Firda Kurnia
- Majalah Wanita Ummi, edisi Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar